Pengikut

Senin, 22 Oktober 2012



ASUHAN KEPERAWATAN PENDERITA HEMOFILIA
Dosen pengampu : Feri catur Yulianti.S.kep.ns

Stiekes Baru Asline






Disusun oleh :
Manfur sodiq anqori            (K.005.009.00)
Dwi asih mei arti                   (K.006.010.035)








PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DUTA GAMA
KLATEN

Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmatNYA lah, kami sebagai penulis makalah ini bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu dengan judul “ Asuhan Keperawatan Anak Dengan Penyakit HEMOFILIA” Kepada semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam menyempurnakan makalah ini yang telah rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi kesempurnaan makalah ini.
Syukur alhamdulilah berkat bantuan teman-teman, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis senantiasa terbuka untuk menerima masukan, kritik, dan saran demi penyempurnaan makalah ini agar bermanfaat bagi kita semua untuk penulis khususnya dan pembaca umumnya.


Klaten,17 april 2012

                                                                              Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
                   Kata hemofilia pertama kali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis oleh Hopff di Universitas Zurich, tahun 1828. Dan menurut ensiklopedia Britanica, istilah hemofilia (haemophilia) pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter berkebangsaan Jerman, Johann Lukas Schonlein (1793 - 1864), pada tahun 1928.
                   Pada abad ke 20, pada dokter terus mencari penyebab timbulnya hemofilia. Hingga mereka percaya bahwa pembuluh darah dari penderita hemofilia mudah pecah. Kemudian pada tahun 1937, dua orang dokter dari Havard, Patek dan Taylor, menemukan pemecahan masalah pada pembekuan darah, yaitu dengan menambahkan suatu zat yang diambil dari plasma dalam darah. Zat tersebut disebut dengan "anti - hemophilic globulin". Di tahun 1944, Pavlosky, seorang dokter dari Buenos Aires, Argentina, mengerjakan suatu uji coba laboratorium yang hasilnya memperlihatkan bahwa darah dari seorang penderita hemofilia dapat mengatasi masalah pembekuan darah pada penderita hemofilia lainnya dan sebaliknya. Ia secara kebetulan telah menemukan dua jenis penderita hemofilia dengan masing - masing kekurangan zat protein yang berbeda - Faktor VIII dan Faktor IX.
                   Dan hal ini di tahun 1952, menjadikan hemofilia A dan hemofilia
B sebagai dua jenis penyakit yang berbeda Meskipun hemofilia telah lama dikenal di dalam kepustakaan kedokteran, tetapi di Jakarta baru tahun 1965 diagnosis laboratorik diperkenalkan oleh Kho Lien Keng dengan Thromboplastin Generation Time (TGT) di samping prosedur masa perdarahan dan masa pembekuan. Pengobatan yang tersedia di rumah sakit hanya darah segar, sedangkan produksi Cryoprecipitate yang dipakai sebagai terapi utama hemofilia di Jakarta, diperkenalkan oleh Masri Rustam pada tahun 1975.Pada tahun 2000 hemofilia yang dilaporkan ada 314, pada tahun 2001 kasus yang dilaporkan mencapai 530. Diantara 530 kasus ini, 183 kasus terdaftar di RSCM, sisanya terdaftar di Bali, Bangka, Bandung, Banten, Lampung, Medan, Padang, Palembang, Papua, Samarinda, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang dan Yogyakarta
B.  Tujuan
1) Tujuan instruksional umum
    Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.S perawat mampu
    dan mengerti tentang Asuhan keperawatan klien dengan Perikondritis.
2) Tujuan Instruksional khusus
    Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan,Perawat mampu    
    memberikan asuhan keperawatan klien dengan Hemofilia :
a.       Teridentifikasinya masalah-masalah terkait kebutuhan dasar manusia-nya klien.
b.      Dapat menentukan diagnosa keperawatan.
c.       Tersusunnya perencanaan keperawatan yang tepat untuk mengatasi diagnosa keperawatan.
d.      Terlaksananya tindakan-tindakan keperawatan secara tepat dan terencana.
e.       Diketahuinya perkembangan klien.
f.       Dapat ditentukannya tingkat keberhasilan asuhan keperawatan.











BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang berkaitan dengan defisiensi atau kelainan biologic factor VII dan factor IX dalam plasma. (David Ovedoff, Kapita Selekta Kedokteran)
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier dan bersifat letal. (www.info-sehat.com)
Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan factor pembeku darah yang disebabkan oleh kerusakan kromosom X.
     (www.anakku.net.)
B. Etiologi
a)      Mutasi genetic yang didapat (acquired) atau diturunkan (herediter)
b)      Hemofilia A disebabkan kurangnya factor pembekuan VIII (AHG)
c)      Hemofilia B disebabkan kurangnya factor pembekuan IX (Plasma Tromboplastic Antecendent)
d)     Hemofilia A maupun B dapat dibedakan menjadi 3 :
a. berat (kadar factor VIII atau IX < 1%)
b. sedang (kadar factor VIII atau IX antara 1% - 5%)
c. ringan (kadar factor VIII atau IX antara 5% - 30%)
C. Pathofisiologis
Perdarahan karena gangguan pada pembekuan biasanya terjadi pada jaringan yang letaknya dalam seperti otot, sendi, dan lainya yang dapat terjadi kerena gangguan pada tahap pertama, kedua dan ketiga, disini hanya akan di bahas gangguan pada tahap pertama, dimana tahap pertama tersebutlah yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan yang terdapat pada hemofili A dan B. Perdarahan mudah terjadi pada hemofilia, dikarenakan adanya gangguan pembekuan, di awali ketika seseorang berusia ± 3 bulan atau saat – saat akan mulai merangkak maka akan terjadi perdarahan awal akibat cedera ringan, dilanjutkan dengan keluhan-keluhan berikutnya. Hemofilia juga dapat menyebabkan perdarahan serebral, dan berakibat fatal. Rasionalnya adalah ketika mengalami perdarahan, berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh) → darah keluar dari pembuluh. Pembuluh darah mengerut/ mengecil → Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh→Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna→darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh → perdarahan (normalnya: Faktor-faktor pembeku darah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir
keluar pembuluh).

















D. Pathways
    

gbr.diagram herediter

E. Manifestasi Klinis
       1. Masa Bayi (untuk diagnosis)
a. Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi
b. Ekimosis subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4
    bulan)
c. Hematoma besar setelah infeksi
d. Perdarahan dari mukosa oral.
e. Perdarahan Jaringan Lunak
       2. Episode Perdarahan (selama rentang hidup)
            a. Gejala awal : nyeri
            b. Setelah nyeri : bengkak, hangat dan penurunan mobilitas)
       3. Sekuela Jangka Panjang
            Perdarahan berkepanjangan dalam otot menyebabkan kompresi saraf dan
           fibrosis otot.
F. Komplikasi
    Komplikasi terpenting yang timbul pada hemofilia A dan B diantaranya :
a)      Timbulnya inhibitor
Suatu inhibitor terjadi jika system kekebalan tubuh melihat konsentrat factor VIII dan factor IX sebagai benda asing dan menghancurkannya.
b)      Kerusakan sendi
Dapat terjadi sebagai akibat dari perdarahan yang terus berulang di dalam dan sekitar rongga sendi.(kontraktur otot),paralisis
c)      Penyakit infeksi yang ditularkan oleh darah
Misalnya penyakit HIV, hepatitis B dan hepatitis C yang ditularkan melalui konsentrat factor pada waktu sebelumnya.
d)     Perdarahan intrakranial
e)      Artropati progresif, melumpuhkan
f)       Kontrakfur otot
g)      Paralisis
h)      Perdarahan intra kranial
i)        Hipertensi
j)        Kerusakan ginjal
k)      Splenomegali
l)        Hepatitis
m)    AIDS (HIV) karena terpajan produk darah yang terkontaminasi.
n)      Anemia hemolitik
o)      Trombosis atau tromboembolisme
 G. Pemeriksaan Diagnostik
         Pemeriksaan Lab. Darah
a.       Hemofilia A :
1)   Defisiensi factor VIII
2)   PTT (Partial Thromboplastin Time) amat memanjang
3)   PT (Prothrombin Time/ waktu protombin) memanjang
4)   TGT (Thromboplastin Generation Test)/ diferential APTT dengan plasma abnormal
5)   Jumlah trombosit dan waktu perdarahan normal
b.      Hemofilia B :
1)    Defisiensi factor IX
2)    PTT (Partial Thromboplastin Time) amat memanjang
3)    PT (Prothrombin Time)/ waktu protombin dan waktu perdarahan normal
4)    TGT (Thromboplastin Generation Test)/ diferential APTT dengan serum abnormal
 H.  Penatalaksanaan
          1) Penatalaksanaan Medis
              Pemeriksaan Lab. Darah
a)      Pemeriksaan koagulasi akan menyatakan protombin yang normal dan waktu perdarahan, kadar fibrinogen normal, factor VIII rendah pada hemophilia A, factor IX rendah pada hemophilia B dan masa tromboplastin parsial memanjang
b)      HDL akan menyatakan hitung trombosit normal
c)      Uji DNA untuk hemophilia A akan mendeteksi carrier penyakit
d)   Amniosintesis akan mendiagnosis hemofilia pada waktu prenatal
            2) Penatalaksanaan Keperawatan
a)   Kaji adanya perdarahan akut atau kronis
     1.       Kulit, sendi dan otot merupakan prioritas pengkajian
                 2.    Periksa pengelihatan, pendengaran, dan perkembangan
                        Neurologic
     3.    Periksa adanya hematuria dan perdarahan dari mulut, bibir
            dan rectum
       b)   Beri transfusi factor pembekuan yang hilang (konsentrate factor
             VIII atau IX)
1.      Dengan adanya teknologi DNA rekombinan, resiko penularan HIV, hepatitis, dan virus lainya telah dapat dihilangkan karena factor VIII rekombinan tidak berasal dari plasma manusia
2.      Factor IX rekombinan akan dapat diproduksi segera
3.      Beri DDAVP(desmopresin) pada anak dengan hemofilia A ringan sampai sedang
4.      DDAVP meningkatkan pelepasan factor VIII
5.      DDAVP tidak lagi digunakan pada hemofilia B
       c)   Cegah dan minimalkan perdarahan
                              1.   Berikan penyuluhan tentang pencegahan cidera
                        2.   Anjurkan penggunaan sikat gigi yang lembut dan periksa
                  rutin kedokter gigi
                        3.   Pantau perdarahan dan akibatnya
                  4.   Beri perawatan sendi (latihan fisik
      5.   Kendalikan perdarahan dengan memberikan tekanan dan
            kompes dingin pada sisi cedera dengan meninggikan serta
            ,mengimobilisasi area yang cidera
6.      Amati pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi dan cegah
Kontraktur
7.      Pantau tanda-tanda hipovolemia
I.     Pencegahan
  1. Jaga berat badan tubuh anak agar tetap ideal dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan. karena berat badan berlebih dapat mengakibatkan perdarahan pada sendi-sendi di bagian kaki.
  2. Olahraga teratur sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter yang menangani. Pilih olahraga yang aman untuk anak, misalnya berenang. Dan hindari olahraga fisik yang terlalu berat dan beresiko tinggi terluka, seperti sepakbola. Kondisi fisik yang baik dan bugar dapat mengurangi jumlah perdarahan.
3.     Rawat gusi dan gigi anak dengan baik serta lakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Karena jika terjadi sedikit masalah pada gigi dan gusi bisa mengakibatkan perdarahan.


















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Ilustrasi kasus
Anak  “L” usia 6 tahun,datang ke rumah sakit tgl 12 april 2012.pkl 13.00 wib,dengan keluhan perdarahan pada lutut kaki kanan tak berhenti,setelah jatuh dari sepeda,nyeri persendian lutut.sebelumnya pasien sering memar yang lama sembuh jika terbentur atau alami kecelakaan ringan.pasien alami kelemahan,hematoma sekitar luka.Berat badan turun 2 kg dalam 1 bulan, nafsu makan menurun,ada riwayat trauma, dan nyeri persendian. Sejak dua minggu setelah kecelakaan timbul memar di bagian lutut dan paha
Pemeriksaan fisik saat datang ke Rumah sakit : pasien kompos mentis, fungsi mental baik, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 110 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, suhu 38,70C, konjungtiva tidak pucat, dan sklera tidak ikterik.
A.      Pengkajian
1.    Identitas
Nama                                       : An.L
Tanggal lahir                           : 5 september 2006
Jenis kelamin                           : peerempuan
Tanggal MRS                          : 12 april 2012
Alamat                                     : Semarang
Diagnosa Medis                       : hemofilia
Keluhan utama                         : perdarahan di lutut tak berhenti di kaki
                                                   kanan
2.    Riwayat kesehatan
a.    Riwayat kesehatan sekarang
An.L datang ke rumah sakit tgl 12 april 2012,dengan keluhan perdarahan yang tak berhenti di bagian lutut pada kaki kanan,sebelum masuk rumah sakit pasien jatuh dari sepeda Tungkainya terasa berat untuk digerakkan,nyeri di persendian lutut. Pasien masih dapat berjalan.selama 2 minggu perdarahannya belum berhenti,pasien alami kelemahan.
b.    Riwayat kesehatan dahulu
An.L tidak memiliki riwayat penyakit serupa atau riwayat penyakit lainnya ataupun mengalami alergi tertentu,Sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit.
c.    Riwayat kesehatan keluarga
Setelah dilakukan anamnesa kepada pasien dan keluarga ditemukan adanya penyakit keturunan atau keluarga yang mengalami penyakit yang  sama.yakni dari ibunya
B.     PENGKAJIAN BIOLOGIS
1.    Rasa aman dan nyman
a)    Sebelum sakit
An.L mengatakan sebelum sakit pasien merasa belum terjadi kelemahan,namun dari keluhan didapati pasien cepat lelah.dan cepat nyeri.
b)   Selama sakit
An.L mengeluh nyeri di persendian lutut,badan terasa lemas dan untuk bergerak badan terasa sakit.
2.    Aktifitas –istirahat-tidur
a)    Sebelum sakit
An.L,seorang pelajar SD dengan rutinitas berangkat ke sekolah pada jam yang dientukan,Pasien mandi 2x sehari (pagi dan sore).Untuk istirahat pasien pasien jarang untuk istirahat atau luangkan waktu karena kesibukan di luar sekolah
b)   Selama sakit
Anak L alami kelelahan,malaise,ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas.karena terjadi kelemahan otot.Anak L susah untuk tidur/istirahat cukup. Pasien teganggu denagn kondisinya yang sedang sakit,dan meraskan nyeri di persendian.pasien tidur kurang dari 8 jam/hari.pasien sulit untuk mobilisasi.
3.    Personal hygene
a)    Sebelum sakit
An.L mengatakan mandi 2x sehari,gosok gigi 2x/hari,keramas 2x/hari.pasien dapat mandiri melakukan rutinitas tersebut.
b)   Selama sakit
An.L sulit melakukan kebutuhan dalam personal hygene,pasien sulit untuk bergerak.kebersihn diri seperti mandi,gosok gigi dan keramas dibantu oleh keluarga.
4.    Cairan
a)    Sebelum sakit
Pasien mengatakan jarang minum air putih pasien lebih suka dengan air teh,dalam 1 hari ± 800cc kebutuhan cairan dipenuhi
b)   Selama sakit
Pasien susah untuk minum,baik air  putih/air teh.pasien kurang terpenuhi untuk cairannya kurang lebih hanya sekitar 800cc/hari
5.     Nutrisi
a)    Sebelum sakit
Anak L makan rutin 3x/hari,BB pasien 30kg.Anak Ltidak alami alergi makanan tertentu.
b)   Selama sakit
Anak L tidak mau mengkomsumsi diit yng diberikan,Pasien alami kurang nafsu makan sehubungan dengan kelemahannya pasien merasa malas untuk makan.BB Anak L turun 5kg
6.    Kebutuhan Oksigenasi & karbondioksida
a)    Sebelum sakit
Sebelumnya pasien tidak sesak,Pasien dapat bernafas dengan lancar.Pasien juga tidak alergi,Pasien merasa cepat lelah.
b)   Selama sakit
Pasien dalam bernafas dibantu dengan alat pernafasan,membarane mukosa pucat,defisit saraf serebral/tanda perdarahan serebral.

7.    Eliminasi Urine dan feses
a)    Sebelum sakit
Pasien buang air besar 3x/hari,dengan konsistensi normal (lembek).Pasien buang air kecil ± 500cc/hari,3-4x/hari.
b)   Selama sakit
Pasien merasa BAB dan BAK alami hematuria.
C.    PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum
1.    Kesadaran                 : CM (Compos Mentis)
2.    Tanda-tanda vital       : S        = 38,7oc
                                    TD     = 110/70 mmHg
                                    N       = 110x/m
                                    RR     = 20x/m
3.    Pemeriksaan kepala :
Bentuk kepala mecocepal,tidak ada luka di kepala,Penyebaran rambut merata,rambut ikal.Reflek pupil isokor diameter 3mm,Refleks cahaya langsung dan tidak langsung positif.mata cowong,conjungtiva pucat,sklera ikterik.
D.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai jumlah trombositnya normal, masa protombinnya normal, masa tromboplastin parsialnya meningkat
hemoglobin 37 g/dl, leukosit 5 ribu/µl, trombosit 150 ribu/µl, hematokrit 32,10%, laju endap darah 81, ANA positif 1/40, anti DS DNA positif 949 iu/ml.
E.     THERAPI YANG DIBERIKAN
dexametason         4 x 5 mg,
ranitidine               2 x 1 amp
seftriakson             1 x 1 g
lapibal                    2 x 1 tab
parasetamol           3 x 1 tab.
NaCl                      0,9% diberikan 12 jam/kolf.

F.     Analisa Data
symptoms
Etiologi
Problem
Ds :
Aanak L mengeluh lemas
Do :
-  klien tampak lemah
-  perdarahan lutut yang
   lama berhenti
-  S   = 38,7oc
-  TD = 110/70 mmHg
-  N   = 110x/m
-  RR= 20x/m
- conjungtiva
   pucat,sklera ikterik.
- mata cowong
faktor resiko kehilangan cairan melalui rute abnormal (perdarahan)


kekeurangan volume cairan
Ds :
 pasien mengatakan nyeri pada persendian
p :   injuri biologis
Q : nyeri seperi di tekan
      dan panas
R :  persendian lutut
S :   7          
T :   sering.
DO :
-  ungkapan klien
-  hematoma sekitar
   lutut dan paha
-  S    = 38,7oc
-  TD = 110/70 mmHg
-  N   = 110x/m
-  RR    = 20x/m
- perdarahan
Agen injuri biologis
Nyeri akut
Ds :
 keluarga Anak L mengatakan perdarahan tak kunjung henti
Do :
- perdarahan
- riwayat trauma akibat
  jatuh dari sepeda
- S : 38,70c
- memar
- leukosit :
faktor resiko trauma
Resiko infeksi


G.    Diagnosa Keperawatan
1.    Resiko kekurangan volume cairan b/d faktor resiko kehilngan cairan 
   melalui rute abnormal (perdarahan)
2.    Nyeri akut b/d agen injuri biologis
3.    Resiko infeksi b/d faktor resiko trauma










H. Intervensi
Diagnosa
     Tujuan & kriteria hasil
intervensi
Resiko kekurangan volume cairan
b/d faktor
resiko kehilngan cairan melalui rute abnormal (perdarahan)

 

NOC :
Risk detection
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,Dengan pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan
Dengan kriteria hasil:
- Mempertahankan
  pengetahuan terbaru dari
  riwayat keluarga
- Mengidentifikasi
  potensial resiko
  kesehatan
- Mengetahui tanda dan
  gejala yang
  mengindikasikan resiko
  infeksi


NIC :
Bleeding precaution
-  Monitor pasien dalam penghentian
   Perdarahan
- Catat jumlah Hb/hematokrit sebelum
   dan setelah perdarahan
- Lindungi pasien dari trauma, yang
  mana yang mungkin bisa    
  menyebabkan perdarahan
Bleeding reduction
- Identifikasi penyebab perdarahan
- Monitor jumlah dan pembawaan
  darah yang keluar
- Menginstruksikan pasien dalam
  pembatasan aktivitas, jika
  memungkinkan


Resiko infeksi b/d faktor
resiko trauma

 

NOC :
Risk control
Knowledge : infection
                      Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,Dengan pasien tidak terjadi infeksi,dengan kriteria hasil :
- Monitor intensitas cemas
- Mengetahui faktor resiko
  dari lingkungan
- Monitor perubahan status  
  Kesehatan
- Monitor faktor resiko
  dari tingkah laku
- Mendiskripsikan cara
  dan penularan infeksi
- Memendiskripsikan
  faktor penyebab I infeksi
- Mendiskripsikan
   tindakan untuk
   mencegah infeksi
- Mendiskripsikan tanda
  dan gejala infeksi
NIC :
Infection protection
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Monitor sifat mudah luka infeksi
- Monitor nilai WBC
Control infection
- Observasi dan laporkan tanda dan  
   gejala infeksi
- Catat dan lapokan nilai Lab.  
  (leukosit, protein, serum, albumin)
- Istirahat yang adekuat
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
  melakukan tindakan keperawatan

Nyeri akut

berhubungan

dengan cidera

biologis

(agen injuri biologis)


NOC
1)   Pain level(539,2102)
2)   Pain control(536,1605)
3)   Comfort status: physical (282,2010)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,Dengan pasien tidak mengalami nyeri,
Dengan kriteria hasil:
a)    Mampu mengontrol
 nyeri
b)   Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
c)    Mampu mengenali
nyeri
(PQRST)
d)   Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
NIC
Pain management (529,1400)
- monitor kepuasan pasien terhadap
   manajemen nyeri
- tingkatkan istirahat dan tidur yang
   adekuat
- kelola anti analgetik
- jelaskan pada pasien penyebab nyeri
-lakukan tekhnik non farmakologik  
  (distraksi-relaksasi)




















BAB VI
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X. Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki karena hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita hanya sebagai pembawa atau carier. Hemofilia dibedakan menjadi 2 yaitu hemofilia tipe A yang disebabkan karena kurangnya faktor pembekuan darah ke VII dan hemofilia tipe B yang disebabkan karena kurangnya faktor pembekuan darah ke IX. Salah satu tanda dan gejalanya ialah terjadinya perdarahan pada jaringan, karena dapat dengan mudah mengalami perdarahan jika terjadi trauma sedikit saja. Kurangnya faktor pembekuan darah tersebut dapat diatasi dengan melakukan transfusi dengan teknik virisidal.Sebagai perawat dituntut untuk dapat mengetahui secara detail teknik pencegahan terjadinya perdarahan ataupun meminimalkan terjadinya trauma.
B.  Saran
1.    Bagi pasien
Jaga berat badan tubuh anak agar tetap ideal dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan. karena berat badan berlebih dapat mengakibatkan perdarahan pada sendi-sendi di bagian kaki. Olahraga teratur sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter yang menangani. Pilih olahraga yang aman untuk anak, misalnya berenang. Dan hindari olahraga fisik yang terlalu berat dan beresiko tinggi terluka, seperti sepakbola. Kondisi fisik yang baik dan bugar dapat mengurangi jumlah perdarahan. Rawat gusi dan gigi anak dengan baik serta lakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi secara rutin. Karena jika terjadi sedikit masalah pada gigi dan gusi bisa mengakibatkan perdarahan.




2.    Bagi perawat
Lebih meninngkatkan kualitas dalam pelayanan terhadap pasien sehingga perawat mampu memberikan Asuhan Keperawatan yang baik dan optimal.Serta dapat menjadi tolok ukur dalam mengembangkan kemampuan perawat.


















                                 DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlyne ( 2000 ) Rencana Asuhan Keperawatan.
              EGC.Jakarta
Ngastiyah. Keperawatan Anak Sakit. 2005. Jakarta : EGC.
              Jonhson,Marion;Maas,Maridean,Moorhead,Sue.2000.Nursing
Baihaqi,Rizki.24 agustus, 2011 [11:00].http://www.medicastore.com/nutrafor/isi. 
             diakses tanggal 13 april 2012
 Underbrink, Michael. 2001. Hemofilia-indonesia. http://www.utmb.edu/otore.
  Diakses 13 april 2012.
Morhead,Sue.dkk.Nursing Outcomes Clasification (NOC).Fourthedition.
  Mosby.Philadelphia.
Mc.Closky J.dan Bulaceck G.2000.Nursing incomes Clasification (NIC).               
              Mosby Philadelphia.